Statcounter

Friday, May 15, 2009

The Theory of "What You Give, You Get Back"

Sia ingat lagi bertahun-tahun yang lalu. Time tu Christmas season ba, so ada banyak la ni fellowship yang buat tu small party yang ada buat exchange gifts, which is something very very exciting. Bah, sebab mau dapat hadiah kan!!! *Lols. Suma orang suka hadiah ba. Sebab benda tu diberi dengan kau percuma dan rasa mcm surprise ba mau tau apa yang orang tu bagi. So masa2 tukar2 hadiah ni satu aktiviti favourite yang selalu dibuat oleh me and my friends kalau kamirang buat party.

So, I have something to share with you guys k. Ini mungkin tips pok silap, tapi kalau tidak mengena pun nda apa…I tell you why. Let me share my little story. Masa Christmas season tu kan, my kawan2 yang aktif fellowship ni bawa la ikut tu Christmas party yg kana handled of the Christian students community. First, sia rasa sia nda layak ikut tu party sebab sia bukan ikut dorang punya perjumpaan tu secara aktif ba. But kana paksa2 juga, so at least my motivation was the exchanging gifts la. Itu saja yang best sia rasa masa tu. Hehehehehe. So dia kasi satu price minimum for the gift. Masa tu, I was a much different person sebab I took things for granted – especially that age la. I liked to do things just for the fun of it and not really care about the more important elements – like the spirit of celebration and togetherness. So masa tu, I bought a gift tanpa rasa keikhlasan ba. Saja2 mau have something to bring and hope to get something good. Yup, that’s normally what in everybody’s mind. People want to give less but get something more. I know how it feels so sia bukan saja2 buat cerita.

So masa bawa2 gifts tu kan, wahhh…gift2 dorang bukan main happening lagi. Wrapping pun mcm2. Apa lagi when dorang taruh nombor di gift tu kan, betul2 random ba. Dalam byk2 hadiah besar2 sana, mimang sepa2 ya buli pick the number and get on of the most expensive gifts there. Semua orang mau dapat gift yang paling expensive and paling lawa…sedangkan maybe sendiri pun kasi gift yang sendiri pun tidak mau ba. True or not? Tapi yg paling pitiful adalah gift yang dibeli tanpa keikhlasan ba guys.

So masa tu, sudah la sia join tu party pun separuh hati, langsung tiada penghayatan atau appreciation for the event ba. So masa sia pegi claim itu gift for number yang sia cabut. Itu orang yang bertugas bukan main kepayahan mau cari mana itu gift yang ada number yang sia cabut tu. So last2 ada this very very small gift, the smallest of them all pula yang ada tu numbur. Judging from the size, mimang la sia sangat2 upset dapat tu gift tu masa. Begitu byk hadiah yang besar2, sia dapat juga yang THE SMALLEST of them all. Masa sia pegang tu gift ja sia betul2 upset dan sia tidak terpikir pun untuk buka. Sia just tossed masuk my bag and didn’t open langsung.

So on our way back, my kawan2 semua sibuk cakap pasal hadiah masing2. Ada hadiah2 yang ganjil2 but nice to see la sebab tidak pernah dilihat. Macamana buruk pun hadiah dorang, I still thought hadiah yang sia dapat tu la yang the worst walaupun sia belum buka. So when sampai di rumah and sia finally buka tu hadiah, it was a cute crystal decoration for Christmas. Which is sweet la actually. Ada card lagi sana yang ada tulis ucapan dan nama org yang bagi tu and I know the guy yang bought that gift. Tapi still dalam hati sia upset juga tu masa sebab kawan2 lelaki sia ada yang dapat teddybear satu pasang lagi, ada yang dapat kaset…you know, all those stuff yang lebih exciting ba. Come to think about it, I learnt something. Sia rasa I don’t need a second lesson mcm tu juga to know yang “What You Give, You Get Back.” Hadiah yang sia dapat tu, exactly the same price sama hadiah yang sia letak di sana. Entah kenapa boleh kebetulan. Sia rasa mimang sia kena teach satu lesson of a lifetime la tu. Itu harga hadiah tidak jadi hal, atau apa itu hadiah pun tidak jadi hal. Yang jadi hal ni adalah rasa “kekecewaan” yang really spoilt the nite yang should be meant for a big celebration. Kalau hal2 mcm ni boleh teach me something, then maybe mimang it served me right la.

So, the next event yang needs exchanging gifts yang involved random people kan which happened a few years after, sia guna satu concept yang berbeza sudah. Sebab sia mau prove itu theory. Sia main berani saja taruh hadiah yang jauh melebihi budget yang dikasi tetap dan sia buat aim lagi yang sia mau sepa yang dapat hadiah sia tu MESTI yang paling gembira hari tu, dan yg lain akan jeles dengan dia. Ha, sampai mcm tu sekali. Sia mau tinguk, BETULKAH itu theory, What You Give, You Get Back. So masa tu sia punya harapan untuk hadiah yg sia akan dapat, sikit pun tiada. Sia tidak harap pun hadiah mahal or hadiah bagus2. Sia nda kisah sudah. Sebab harga yang kana set tu mimang cukup tinggi sudah untuk sesi tukar hadiah yang biasa untuk students, so sepa2 pun mesti dapat something yg worth it. So akhirnya, everyone gets something. My aim betul2 tercapai. Orang yang dapat my gift tu paling bahagia tu masa, dan dicemburui oleh kawan2 yang lain…ehehehe, sebab apa? Sebab itu gift was made exclusively for our group so mimang teda di kedai punya. Itu barang dorang kena order from me lagi kalau dorang mau. Dan harga dia mimang sia charge mahal sebab itu my original work. Tapi sia paling puas hati tinguk kegembiraan di mata kawan sia yg dapat tu gift. And how dorang cakap, “Jeles sia o kau dapat tu hadiah!” Tu pun sia happy betul sudah. And speaking of my gift pula…YES, I got a very nice musical table clock yang I never seen at any kedai pun. The music is a real tone punya lagu and not just music. Got patung menari lagi sana. Mimang enough to make me smile cos I like keunikan tu gift. I know yg the gift pun confirm over budget punya. Masa tu sia bukan peduli sangat tu barang, sia punya aim cuma mau buat ujian on the theory saja ba. Orang lain dapat frame or any decoration yg biasa dinampak di kedai. Masa pulang tu, I Smiled…I said, I think YES, memang betul yang “What you give, you get back.”

Itu pok silap punya tips sia baru ja reveal sama u guys. If you want to get something good, GIVE something good. But if it has to be unfair that you sudah kasi bagus2, tapi u dapat something yang tidak berapa bagus, then look at your keikhlasan la. Maybe you screw up bahagian sana. Hati yg tidak ikhlas memberi ni kan, tidak akan merasa gembira ba walau apa pun dia dapat. At the end of the day, if you give something good to orang lain, and get NOTHING sebagai balasan pun, hati u sendiri akan puas sebab kau punya niat tu mimang mau orang lain yang happy. Paling2 pun tidak lari yg u mimang akan dapat ganjaran dari atas punya ba tu. Betul ka tidak? :)

Jadi…speaking of gifts. The days yang I mengharap gifts daripada orang – is over. I think that I have received the most wonderful gifts sudah my whole life. I have had boyfriends who lavished me with special gifts, and even ordinary friends – so sia pernah rasa sudah kegembiraan yang teramat sangat bila dapat something nice. So sia tidak that excited lagi untuk mengharap hadiah dari orang. Bagi sia, a good relationship between the person and me tu pun sudah cukup. Yang penting hati bahagia. Nah tu pun cukup sudah that. Kalau sia mampu untuk kasi happy org dengan gift yang sia buli bagi dorang, itu sendiri pun sudah satu gift for me. Cuma I have a principle la dalam ini hal. Kalau sia nda ikhlas, sia nda akan bagi punya. So sia rather kana cakap stingy or kedekut daripada sia mau menunjuk dengan org yang sia yg paling generous, sedangkan hati sia tidak ikhlas. Those days were over too. I won’t do anything like that anymore.

Want to try out the theory? Hehehehe. Good Luck!

No comments: