Statcounter

Wednesday, July 14, 2021

Sorry, I'm Letting You Go

Earlier this year, my parents decided to do house-cleaning at our other home. So they brought back a few bags and boxes and asked us to choose which to keep and which to throw away. I was so smitten and delighted to find what's inside them. Whoa. My old things that I have forgotten cos I thought I lost them all. Old pictures, cards, gifts, badges, nametags, frames, books, cassettes and many others. If you ask me, these were once my treasure, and still are.

So still, I picked only 30% of them. The rest, I decided to leave them in the boxes and understood that they gonna end up in the garbage bin. Among the things I save is a lyrics log book that I wrote back in secondary school. I remember I was known for my lyric books. I just love songs that much actually. So I decided to keep the book thinking that one day, I might be in the mood to reminisce the old days and have sthing to giggle about. Same with the other things. I thought that they might be useful one fine day when I get all sentimental about the past. Question is, when is that day? Will it ever come? 

Back to reality at hands, even during MCO 3 that has been going on for more than a month now, I have all the time in the world. But what did I do? Almost nothing. I was busy entertaining my thoughts, my moods, looking for things on the net and other things. My room is literally getting smaller. I have less floor to walk on and suddenly it just knocks me. I CAN'T KEEP EVERYTHING. I have 2 bulks of nice clothes that I decided to keep away because my wardrobe just couldn't hold that many. I keep buying new clothes, and my older clothes keep getting in the way. I don't want to be seen wearing the same old things I wore years ago. I mean, WHY should I? The new clothes are wearing to be worn. The bigger question is, until when that I must still hold on to the values of the materials that are once meaningful to me when I still keep looking for new things to own. 

Do you guys get the point? No one's getting younger, right? We only head to the future. We are losing a year in our life everytime. How much forward to I have to look for to have the time to sit and recall the past for the sake of old memories. I realize now that as much as I want to do that, I just don't have the capacity to carry them all. So yesterday, I decided to just throw away the stuff I saved from the old boxes. I have to let them go. They had their time in my life. I must let go of these baggages, because my attitude in keeping the old stuff, reflects how clingy I was to my past feelings. I gotta stop all this. I REALLY DO.

So call that a newly-found wisdom. I wish to unlock more. New memories, my present, my future are dedicated for you. Goodbye PAST. Sorry, I'm letting you go. 

Monday, July 12, 2021

"Go Back Home, My Dear"

Source: https://marriagedynamics.com/


Sia masih ingat last year. First day of Hari Raya 2020. Masa tu sia tidak akan lupa macamana sia dikunjungi simptom panic attack yang masa tu begitu asing bagi sia. Untuk yang ada follow cerita epic sia last year yang sia kena dis sickness, mesti kamu tau apa yang sudah berlaku. 

Masa tu suddenly lengan sia kiri dan kanan mcm numb; lenguh yang teramat sangat. Sia harap benda tu akan hilang kalau sia divert dia dengan buat sesuatu. So I decided to call a friend yang sia belum pernah jumpa. Pernah beberapa kali sia bikin macam tu, suddenly I felt okay, so sia desperately made dat call tanpa tu kawan tau yang sia sedang struggling masa tu, and sia call dia semata-mata untuk help myself untuk alihkan pikiran sama benda lain. Tidak berhasil. Lenguh di tangan sia semakin teruk, sampai sia rasa the whole body is going to go down next. Suara sia menggigil but my friend thought I was nervous so balik2 dia cakap Cool down, cool down. Hahaha. So lepas ja tu call, sia terus tukar baju and asked my sister untuk hantar sia pi clinic yang doctor dia sia sudah pernah jumpa before. I needed someone yang sia buli rely on. Dalam kepala sia tu masa, Kalau la sia pengsan, at least sia di klinik sudah. Masa tu my parents ada di rumah but sia nda expect dorg paham situasi sia tu masa. Tapi dorang rileks ja bila tau sia bergegas pi clinic. Sia thankful betul sebab reactions parents sia tidak memburukkan lagi suasana. 

Sampai ja clinic, tu doc check la benda2 basic. Dia cakap "SEMUA OK. Nothing is wrong with you". Ada kelegaan di hati sia tapi sia ndamau terima bulat2. Sia mau dia kasi sia ubat just in case sia tiba2 kena mcm tu, sia ada benda mau makan. Tapi dia ndatau ubat apa mau bagi sia sebab dia ndatau apa penyakit sia. Tapi surprisingly, masa duduk depan doc tu, kelenguhan tu teda sudah. I felt better masa tu. Tapi sia takut mau melangkah keluar dari tu clinic sebab if jadi lagi balik mcm2 simptom, sia tidak tau apa mau bikin. I remember cakap sama dia, "Doc, sia akan pengsan niii." "Tidak, kau tidak akan pengsan!" Hahaha. I think sia sudah pernah tulis ni benda o before kan? Tapi ndapa, sia tulis ja balik  and akan baca balik apa sia tulis last year pasal kejadian ni. Masa tu, tu doc cakap dia tiada kepakaran untuk benda macam ni. She could only guess sia kena simptom anxiety. Kecemasan sia masa tu seolah2 sia akan rebah dan jalan terus. But do you know that Anxiety doesn't kill? Yes, you read that right.

Ada satu conclusion yang sia mau cakap. Sebab tu doc betul2 hairan sama sia. Sebab sia boleh bercakap dengan lancar, and yet sia mengadu sia mau pengsan. Di mana logik dia kan? Dia tanya, ada family kau di rumah? I said Yes ada. And yet sia still berabis tanya dia, What should I do now kalau tiba2 lengan sia kebas lagi macam tadi? Dia ada kasi a few ideas tapi bila dia tau yang my family ada di rumah, she said, Balik la rumah and berehat sama family kau. (Di sana lah tempat yang terbaik dan paling selamat untuk sesiapa ja, setuju?) So memandangkan masa tu sia ok sudah, sia terpikir balik, kenapa benda yang paling simple tu pun sia nda terpikir ah?

Ya betul. Untuk semua yang pernah kena anxiety atas apa2 sebab pun, no matter apa simptom pun yang sudah kamu lalui, mungkin kita semua ada cerita masing2. Tapi tolong jangan lupa satu benda. Biarpun masa kita sakit tu nerve system tu seolah2 screwed up and kasi kita simptom yg sangat teruk untuk dilalui, tolong jangan lupa satu benda. Iaitu orang2 kesayangan kamu yang sihat walafiat di rumah. Just thinking about them pun sepatutnya bagi kamu satu sense of gratefulness, sense of security yang TIADA di tempat lain. Masa tu since simptom2 sia berlaku di rumah, sia macam takut mau balik rumah. Thanks to dr Helen sebab knocked some sense into me that sia lupa, harta paling berharga sia ada di rumah. Kita sakit kita boleh dapat rawatan. Tapi jangan sampai kita lupa yang kita ada dorang. Kamu tau kan parents kamu akan buat apa ja untuk kamu supaya kamu sihat. Tiada yang akan lebih sayang kamu lebih daripada dorang. Hari2 dorang doakan kesihatan anak2 dorang. So masa tu sampai ja halaman rumah sia nampak family sia di ruang tamu buat hal masing2, hati sia tersentuh. Sempat juga keluar sikit air mata sia. Terus sia rasa apa la juga setakat simptom panic attack tu semua. Asalkan family sia dalam keadaan baik, macam tiada lagi yg lebih penting dari tu.

So dearest friends, go back home. Spend time with your most expensive treasure. Your sickness will heal, but never spend a day not appreciating this God-given treasure. 
  

Friday, July 9, 2021

Kaya Itu Bahagia?


Source: positivesharing.com

Whoever says that Money can't buy happiness, definitely doesn't know how to spend money. Kita besa dengar ni kan? And yes, most of us agree sebab banyak masalah hidup berpunca dari duit yg nda cukup. So bukan kah nyata yang kalau ada duit, banyak masalah akan selesai? Dan bukankah masalah selesai ertinya bahagia?

Just now dalam wasap group bff sia, 2 of them bersuara about situasi dorang yang sangat2 terrible hari ni. Betul2 down. Betul2 unmotivated. Mood yang sangat teruk. One of them sampai menangis di tengah2 zoom meeting (off mic of course) sebab dia sudah ndatau camana mau express. Maybe dia rasa nda terkejar terlalu banyak benda yang dia mau achieve. The other one pula lebih severe situasi dia. Masa2 tengah drive, dia boleh breakdown and suddenly TIRED and drained pasal life dia. Sampai dia buli terpikir, kalau suddenly dia accident masa tu and hilang nyawa, mesti berakhir semua ni. Kami tekejut sebab a bit too extreme fikiran dia kali ni tapi somehow sia faham juga wild thoughts yang buli terlintas di fikiran kita when kita feel down. 

For your info, 2 kawan sia ni adalah category T20 yang mampu kasi sedia kehidupan yang selesa. Both ada family, ada kids, and hubby yang commited sama family dan kerja yang bagus. Dorang ni dari zaman matrix memang jenis berwawasan. Apa yang dorang ada hari ni setimpal sama kelayakan dorang. So untuk datang ke satu point yang dorang rasa mau give up live, of course orang akan tanya, KENAPA? Kenapa dengan kekayaan yang kamu ada, kamu masih tidak bahagia?

Tadi terbaca berita pasal aktress Indo Nia Ramadhani sama laki dia, kedapatan memiliki dadah and mengaku sudah terjebak dengan dadah sejak 5 bulan lalu gara2 tertekan dengan situasi pandemik yang ada sekarang. Laki si Nia tu antara orang terkaya di Indo. Ada anak2 yang comel dan sihat. Kekayaan yang semacam itu, kompom la nasib dorang nda serupa sama orang2 yang kelaparan sebab kehilangan kerja, hidup gelandangan sebab teda rumah dan teda la dorang dengar tangisan anak2 dorang yang mau susu atau menggigil kesejukan di musim2 pandemik yang sangat sukar ni.

Sebenarnya kita sudah tau tapi kita lupa. Walaupun miskin itu biasanya sengsara, KAYA itu tidak semestinya bahagia. Bukan untuk kasi sedap hati mentang2 la sendiri nda kaya, lepas tu saja ja mau cari point utk kasi jatuh orang yang kaya. No. It's reality, ladies and gents. Mungkin financial status kita berbeza. Tapi demand hidup kita pun berbeza. Mungkin  sebab orang kaya tu mampu, dorang cuma mau ada Ferari baru dikira happy. Tapi orang yang biasa2, ada motor pun happy sebab mudahkan perjalanan pi tempat kerja. Jadi Bahagia itu kompom la bukan diukur sama berapa banyak duit yg kau ada, tapi sejauh mana kemahuan hati kau dapat kau penuhi.

Mungkin kita perlu consider KESEDERHANAAN itu juga satu KEKAYAAN. Sebab orang2 yang sederhana ni permintaan dorang tidak membebankan diri dorang. As for orang kaya, sia sendiri pun belum pernah rasa jadi orang kaya, TAPI sia pernah terpikir yang jadi KAYA itu menakutkan. Sia takut sia tidak nampak nilai benda2 yang berharga untuk sia sekarang. Sia takut hilang nikmat menghargai benda2 kecil dalam life yang mampu buat sia happy. Sia takut sia tidak akan berpikir macam cara sia berpikir sekarang yang tau nilai usaha dan penat lelah untuk earn money yang tidak seberapa dan tau nilai setiap sen dan ringgit. Tapi sia suka merasa kehidupan dengan cara gitu. I seriously do. Sia takut nanti sia kaya, benda tu semua jadi remeh. Sia akan jadi manusia yang susah puas dan susah menghargai. Tapi sukur kalau la berpeluang menjadi mampu, boleh memberi sama yang susah. Senang cakap, nda kisah apa status kewangan kita, kita kena fix kita punya happy points. Biarlah kaya atau tidak, bahagia itu FREE kan? Jadi kita kejar seja tu bahagia dalam apa keadaan sekali pun. 

Kadang2 kau berada di satu sudut hidup kau yg hanya perlukan kehadiran kawan2 kau untuk buat kau rasa bahagia dan cukup untuk survive detik itu. Jadi sekaya mana pun kau, jangan lupa yang duit tidak menjadikan kau kebal sama masalah hidup. So tidak payah la terlampau sangat mengejar itu kekayaan sampai akhirnya itu kekayaan ja yang kau ada. Biarlah biasa-biasanya ja, yang penting dulu-duluan itu bahagia :)) 

Sunday, July 4, 2021

"Bukan Level Kita"

These days kan, sia banyak reject kerja. Sampai kawan2 sia pelik. Sandi juga si 256 ni? Memang susah mau elak apa pandangan orang sama apa yang kita bikin. But we cannot blame them. You know what? Sebab dorang bukan ada di sana bila semua ni bermula. 

Dulu sia pun pernah fikir kawan sia macam tu. Dia lagi senior dari sia. Tapi dia memang memilih kerja. Kalau setakat kerja remeh2 dia ndamau bikin. Sekali imbas macam dia ndamau kalau setakat yang upah murah2. Salahkah untuk dia buat gitu? Pada masa tu sia rasa dia Mengada, Tinggi diri, dan yang sewaktu dengannya. Or dengan perumpamaan yang lebih kasar, "Macam la bagus sangat. Apa lagi kalau yang menilai kita tu lebih berduit dari kita, nampak pula kita reject2 kerja, dorang mesti rasa kita si miskin yang sombong. Hahahahaa. Well, maybe ada betulnya cos kerja kami ni memang bukan bikin kaya pun.

Tapi let me just tell you. Sia sudah pernah rasa jadi beginner. Harga yang sia letak untuk masa dan tenaga sia betul2 serendah yang mungkin. Sia beralah demi mencari pengalaman. Sia rasa diri sia sangat kerdil masa tu. Tapi orang2 ni tidak tau camana sia bermula. Jerih payah sia masa tu, cuma sia ja tau. Sampai ada customer cakap, "Kau caj terlampau murah ni. Kasi up sikit caj kau." Dia pun kesian sama sia tu masa, sebab seolah-olah tenaga dan masa sia teda harga.

So selepas bertahun-tahun dengan progress yang sikit2, sia finally faham kenapa kawan sia yang senior tu cakap "Bukan level kita lagi yang bikin kerja ni". Masa tu sia disagree with him. Sedar nda sedar, sia slowly becomes like him. Sia memilih sudah. But wait, sia memilih ni bukan perkara baru. Sia sudah start bikin ni sejak a few years ago. Customers yang sudah bikin masalah sama sia, sia reject. So you know, duluan lagi sia pilih moral values daripada untung. 

Tapi sekarang, sia tambah kriteria untuk memilih. Iaitu, "Is it worth my time?"

So lets make it simple. I know I've done it so many times. Sia sudah pernah berjaga sampai malam, berwasap sama customers hanya untuk benda yang sepatutnya simple. But semua kesabaran sia, keikhlasan sia, sudah sia curahkan bertahun2 untuk customers2 sia yang sia betul2 hargai. Tapi betul kawan sia bilang, sebab benda tu kita sudah terlampau banyak kali bikin, tiba masanya benda tu dibuat oleh dorang2 yang baru start macam kami dulu. Bukan pasal kami bagus, tapi it's natural to pilih apa yang deserve energy and masa kita yang makin banyak komitment dalam kepala seiring sama umur yg meningkat. 

Macamana pun, sia tetap akan bikin juga kerja2 gitu kalau masa tu mengizinkan. Sia masih tidak jera untuk mudahkan kerja customers2 sia. Cuma kekangan tu sia akur. If you ask me, sia masih mau tu semangat berkobar yang sia ada masa sia mula kerja. But guys, kita semua rasa impact pandemik ni. Biasalah bila rasa lost kejap. Mau rebuild tu semangat dan macam2 lagi "kerja dalaman" yang perlu dibuat iaitu mental dan emosi tu kena recharge biarpun sometimes rasa weak. 

Lets not give up, ok? Get up dari teruskan perjuangan.