Statcounter

Saturday, July 20, 2019

A Perfectionist Far From Perfect




Actually I was upset about something. When I try hard to make a plan that I thought was for everyone's good, hey, I could be wrong couldn't I?

Suddenly my mind brought me back then when I made totally a less good decision, which was based on the same judgment scheme that I'm still using now. When someone told me to cancel all my plan, I got really mad and upset about it. I thought of what if their plan was worse than mine?

Actually, for a few days, sia layan sia punya frustration. Macam sia rasa mau cancel ja semua. Macam sia mau rebel, tunjuk perasaan, mogok and sebagainya. Hahahaha. Tapi masa sia duduk2 diam2, entah lah, ada juga yang dapat go through tembok ego sia yg buli tahan tinggi juga ni. Tiba2 sia teringat last time when plan sia tidak jadi seindah yg dijangka. Bila sia fikir2, style sia bikin plan ni adalah berdasarkan kepada "avoiding bad surprises", contohnya, kalau sia plan satu event, sia mau tu event berjalan lancar and seindah dalam imaginasi sia, semua org happy, semua org akan enjoy, but expectation vs reality, mesti ada ja benda yang sia nda buli jangka dan di luar kawalan sia. In other word, I like to be in control. Sia mau semua ikut apa yang sia plan, iaitu termasuk emosi2 manusia2 yang terlibat dalam perancangan sia tu pun sia mau seperti yang sia plan dan imagine. WOW, seriously bah sia begitu selama ini? LOLS

Ada juga kebaikan kalau sia yg tukang plan sebab paling2 pun benda tu maybe tersasar but tidak la sejauh mana. Tidak akan wujud situasi when tiba2 kau stranded dengan teda makanan, teda tempat tinggal dan sebagainya. Cos benda2 tu sia sangat titik beratkan so sia akan susah payah atur, call orang, buat research and all. Tapi yang membezakan plan sia dengan reality adalah, rupanya benda tu tidak la jadi sehebat yang sia jangka. Rupanya ada benda lain yg hebat yang spontaneous, yang sia miss gara2 sia ikut sia punya plan asal yang mau semuanya kena tentukan sebelum masa. Which means sia disallow element of surprises. Balik2 juga method sia ni proven to be - NOT THE BEST for everyone yang involved. 

Jadi fikiran2 ni yang tiba2 datang dalam kepala sia. Tiba2 sia sedar diri and thank God sebab diam2 dia "kawan" sia dalam saat2 ni. Terus sia ingat when sia pray O God give me wisdom. This is the kind of wisdom yg sia perlukan. I need check and balance. 256, kau bukan sentiasa betul. Yeah, say that again.

Tiba2 hati sia ringan. Sia akan release half of the plan untuk allow SURPRISES to take place. Surprises yang memungkinkan the whole thing jadi se-awesome yang mungkin. Sia mungkin berjaya sekali dua, tapi sia tidak sentiasa betul. I must accept the fact yang sia kurang experience, sia lebih banyak theory ja, and I think I should give in. 

This is the side of me yang orang nampak sia perfectionist. Tapi kejadiannya adalah jauh sekali dari perfect. Kesian kan? Sebab tekanan mau semua benda ikut apa yang sia mau. Sandi tau proses dia. Mental burden tu I don't think you really know unless kau pun macam sia. It's time to change, don't you think? Biarpun bukan senang mau change nature kita but...we can adjust, and tolerate. Ah, I feel good having this kind of reflection session. I really appreciate this. Sometimes kamu sedar ka yang, actually you know you are annoying but there's nothing much you can do about it? What if, maybe there is something you can do about it? Don't you want to start doing it?

Bah, kita try la kan? Hehe

No comments: