Sekarang ni, bila sendiri sudah rasa macamana hidup di dunia sebenar yang tidak lari daripada keperluan untuk deal dengan orang lain…sedar tidak sedar, kau sendiri pun mungkin akan guna juga that line. Biasalah dalam dunia business or anything, memang hutang sewa ni perkara biasa. Sewa ni memang bikin pening kepala. Silap2 business u turun sikit, semua untung diguna untuk bayar sewa ja. So memang biasalah banyak business tutup pun gara2 nda tahan dengan sewa ofis/kedai. Yesterday, ada sorang kenalan yang menghadapi masalah sama gara2 dapat penyewa yang tidak berhemah. Sia sendiri tidak sangka yang penyewa premis dia tu sebenarnya ada masalah dengan payment sewa bulanan.
So yesterday, kenalan sia ni mula lah buka cerita. Wah…daripada seorang perempuan yang cakap lembut dan baik, rupa-rupanya dia pun bertukar jadi harimau bila sudah berdepan dengan konflik penyewa yang tidak menepati janji. Dia bagitau penyewa dia tu sudah tangguh sewa selama 4 bulan dan asyik cakap mau bayar, tapi tidak juga bayar. Dia sendiri pun sebenarnya menyewa premis tu daripada pemilik sebenar premis tu. So daripada cadangan dia mau mengurangkan beban mau bayar premis tu, dia kasi sewa setengah dan just bahagia dua saja sewa tu tanpa mark up sikit pun. Tapi ini pula jadinya. So dia mau halau pun susah, dia tidak mau halau pun susah. Di sini la sia terpikir – adakah penyewa yang bermasalah tu sebenarnya memang seorang yang tidak jujur sebab dia make money from using the premis, tapi tidak mau bayar sewa. Or memang pun dia memang tidak dapat make that much money yang enough untuk cover sewa dan belanja lain?
Kenalan sia ni pun sebenarnya sudah cukup baik hati. Dia dengar juga masalah penyewa dia tu yang kununnya mau tunggu loan approve dan macam2 lagi. But loan yang dia tunggu tu pun tidak approve, so nda pasal2 hutang yang beribu-ribu tu tidak tau macamana dia mau bayar. So memang bengang habis my kenalan ni. “ If you kena dengan orang lain, memang u kena halau keluar sudah. Ini sudah cukup bagus sia kasi u bisnes sini biarpun 4 bulan belum bayar. If u tidak mampu, u tutup sajalah ini saloon. Banyak lagi orang lain yang mau ini tempat. Kalau sia kasi sewa RM2 ribu pun dorang sanggup punya.” – Ha…that’s among the things yang dia bagitau sia how she talked to penyewa dia yang merupakan someone yang dia kenal quite lama juga. So si penyewa ni pun mula la bagitau problem dia itu ini – memang rumit juga situasi dia. Macam nasib dia nda berapa bagus. Sudah make effort pun sama juga tidak menjadi. So, how should my friend react? Ahaa…read the title again. Mestipun dia akan shout back, “That’s Not My Problem!!!”
Adakah kenalan sia tu jahat sebab cakap macam tu? Apa lagi bila dia bercakap dengan orang yang lama sudah dia kenal. Mana sudah perginya hati perut dia tu? But sekarang sia paham yang memang pun betul semua orang ada masalah sendiri. Kenalan sia tu cuma tau dia kena pay RM3 ribu satu bulan untuk premis dia tu, dan how untuk kasi maju business dia; which are already very susah and memeningkan. Now u present me your problems pula, yg merupakan addition to my existing problems? Is it the right time to be compassionate towards others when you have done all your best to take care of your own problems? Why can’t others do the same with their own problems?
So actually, it’s not that heartless to say it. I have people who said it to me before and I thought that it was cruel enough. But I think one day I’m going to say the same thing when I deal with difficult people. And more thing that I learn is that – I will NEVER list to others my problems and difficulties that don’t concerned them because They Are Right that It’s Really Not Their Problem. :)
No comments:
Post a Comment