Hayat manusia ni cuma sekali. Dia cuma sekali ja umur 1 tahun, sekali ja umur 18 tahun, dan kalau dia bertuah, dia merasa la umur 50 tahun. Tidak akan terjadi umur yang berlaku selama 2 tahun. Jadi kau suka atau nda, umur kau akan tetap bertambah setiap selagi kau masih ada.
Biasa lah dalam kehidupan ini, stage2 dalam kehidupan manusia. Looking for a partner is sesuatu yg common, though tidak wajib, but most likely it's just the next thing for every single person. Kalau kau jumpa someone you like at 18 years old, most probably the person only has his childhood and teenagehood story to tell. Depending on how adventurous the person is, how brave he was and stuff. But average person doesn't have that much of big stories to tell yet at 18 years old. But kalau kau ditakdirkan jumpa dat person di usia 20 ke 30 tahun kemudian, kau nda buli expect the same thing sama partner kau tu.
There's something crucial that you have to deal with. His past. His scars, both invisible or not. Of course it's easy to just mention his achievements, but what about his history? Adalah kawan sia sorang ni yg memang ada plan kawin sama lover dia. Both janda and duda. So kawan sia ni terjumpa satu album di rumah lelaki tu. Ada semua gambar2 lelaki tu sama bini lama, gf lama walaupun bukan semua. Terus kawan sia tanya dengan berang, kenapa ada album tu? Lelaki tu explain yg dia nda tau pun pasal album tu. Kawan sia nda pecaya. Dia lempar macam2 tuduhan, What if begitu, What if begini? So lelaki tu sudah abis fikir camana mau bikin dia pecaya. If you ask me, sia sendiri pun doubt juga if the guy was saying the truth, cos I was not there but dari apa yang sia tau, the guy was quite a womanizer juga dulu. My friend punya concern is dia takut tu lelaki diam2 masih ada hati sama ex dia. Manatau kasih dorang bertaut semula. So my friend came to me, Kalau kau la di tempat sia, apa akan kau buat?
I said, "Kak, memang ini lah yg kita kena hadap kalau masuk dalam hidup orang di usia matang. Dia sudah ada masa lampau. Kalau kita mau fikir apa yang sudah dia bikin, mesti kita sakit hati tanpa batas. Imagine, lelaki tu pernah kawin 3 kali. Tidak masuk lagi gf dan scandal yang tidak sempat kawin. But u told me once, "Yang lepas tu, lepaslah". Sebab dia pernah gaduh sama dat guy and lose contact sampai dekat 2 tahun despite the guy sudah pernah mention niat mau kawin. Dalam 2 tahun tu, banyaknya soalan yg tidak terjawab. Did you date anyone that time? Who is that woman? Dari mana kau kenal dia? Sejauh mana hubungan kamu? So selagi kawan sia tu berkeras mau cari jawapan kepada semua soalan dia, memang diri dia akan diselubungi kemarahan, kesangsian dan kesedihan. Selepas dorang hook up semula, dia actually penat sudah mau tanya soalan2 lalu. Dia biarkan ja la, yang penting dorang happy dapat hook up balik. So I thought ok sudah dorang. Rupanya buli pula timbul balik kisah lampau.
Sepa la yang teda kisah silam kan? What about dia sendiri? Dia sendiri mengaku dengan sia dia banyak kisah silam yang memalukan. Rasanya kalau lelaki tu pun mau bongkar semua, adakah ada keamanan dalam hidup dorang? Ngam ka timing dia untuk hukum satu kesilapan yg urang bikin berpuluh tahun lalu? Well, it's cliche sebenarnya bila kita dengar yang jangan hukum seseorang berdasarkan kisah silam dorang BUT kalau kita cermin diri kita, bagus betul ka kita kan? Thats why dorang cakap, just because We sin differently, doesn't make you better than me.
Guess what, you don't have a choice. Umur kita entah sampai bila jadi rationalnya tidak buka kisah lampau tu sebab diri kita yang hari ni, BUKAN orang yg sama macam yang dulu tu. And we simply don't have enough time to waste dengan benda2 yang sudah di belakang kita. Sibuk2 kita bercakap pasal cerita 20, 30 tahun lalu, jam tetap berdetik. Kau mau dia balik pi zaman silam untuk ubah sesuatu dalam life dia masa tu supaya hati kau senang? You know that's stupid to even have the idea. It's not do-able. Sibuk2 mengungkit kisah silam urang, sepa tau partner kau pun pun terang-terang nampak ketidaksempurnaan diri kau but still accept kau seadanya, bukannya pasal kau memang awesome secara semulajadi. Harap kau nda perasan la kan? LOLS. Sia ni senang ja tulis gini, sedangkan sia sendiri pun ada problem mau deal with kisah silam org. Mesti semua benda pun mau tau sebab ya la, kisah silam tu mungkin sudah di belakang. Tapi ada echo dia lagi. Mana la kita tau ada surprises2 dari masa silam yang tiba2 muncul dan menghantui. Garsh. Sudah2 lah tu. Tidak akan habis the blaming game kalau gini kan? Tengok ke depan dan cari lah kebahagiaan di setiap sudut hidup sebagai siapa diri kita hari ni. Jangan sia-siakan masa. Time is ticking, my friends. Lets find nothing but happiness.
Guess what, you don't have a choice. Umur kita entah sampai bila jadi rationalnya tidak buka kisah lampau tu sebab diri kita yang hari ni, BUKAN orang yg sama macam yang dulu tu. And we simply don't have enough time to waste dengan benda2 yang sudah di belakang kita. Sibuk2 kita bercakap pasal cerita 20, 30 tahun lalu, jam tetap berdetik. Kau mau dia balik pi zaman silam untuk ubah sesuatu dalam life dia masa tu supaya hati kau senang? You know that's stupid to even have the idea. It's not do-able. Sibuk2 mengungkit kisah silam urang, sepa tau partner kau pun pun terang-terang nampak ketidaksempurnaan diri kau but still accept kau seadanya, bukannya pasal kau memang awesome secara semulajadi. Harap kau nda perasan la kan? LOLS. Sia ni senang ja tulis gini, sedangkan sia sendiri pun ada problem mau deal with kisah silam org. Mesti semua benda pun mau tau sebab ya la, kisah silam tu mungkin sudah di belakang. Tapi ada echo dia lagi. Mana la kita tau ada surprises2 dari masa silam yang tiba2 muncul dan menghantui. Garsh. Sudah2 lah tu. Tidak akan habis the blaming game kalau gini kan? Tengok ke depan dan cari lah kebahagiaan di setiap sudut hidup sebagai siapa diri kita hari ni. Jangan sia-siakan masa. Time is ticking, my friends. Lets find nothing but happiness.
No comments:
Post a Comment